Buy Facebook Fans, Free Fan Exchange, Earn Money Online
Home » » Perempuan Suku Drung dan Dai, merajah wajah

Perempuan Suku Drung dan Dai, merajah wajah

Unknown | 23.57 | 0 komentar
Membuat tato di tangan atau badan, adalah hal yang biasa. Namun merajah wajah atau mentato wajah, hanya dilakukan oleh minoritas suku bangsa Cina Drung dan Dai, yang telah menjadi adat kebiasaan yang diturunkan oleh leluhur mereka. Diantara minoritas suku bangsa Drung, para perempuannya memiliki rajah pada wajah mereka. Pada jaman dulu, para perempuan kedua suku itu merajah wajah meraka disaat beranjak ke usia 12 atau 13 sebagai simbol kedewasaan. Caranya, adalah seorang perempuan yang berusia lanjut akan membenamkan sebilah bambu kedalam air berisi cairan hitam serta mencorengkannya ke wajah perempuan yang akan dirajah wajahnya. Kemudian menusukan sebuah sebuah duri ke dalam kulit dengan ujung yang telah dicelup warna hitam. Ketika goresan terbentuk, suatu bentuk berwarna biru tua tertinggal pada wajah. Rajah tersebut digoreskan antara kedua alis mata serta sekitar mulut dengan bentuk jajaran genjang (wajik) dan pada pipi dengan bentuk titik-titik yang membentuk sebuah gambar kupu-kupu terbang.Bentuk-bentuk rajah ini terkenal diantara orang sepanjang sungai Drung bagian hulunya. Sedangkan sepanjang alur sungai rajah tersebut lebih sederhana dengan dua atau tiga garis di bawah dagu.Rajah pada orang-orang suku bangsa Drung minoritas berasal dari Dinasti Ming sekitar 350 tahun yang lalu. Pada waktu itu orang-orang suku bangsa Drung biasanya diserang oleh kelompok suku bangsa lain, dan para perempuannya ditangkap dan dijadikan budak. Supaya terhindar dari perkosaan para perempuan suku bangsa Drung merajah wajah mereka supaya menjadi kurang menarik dan dengan demikian melindungi diri mereka. Hal itu merupakan suatu tragedi. Walaupun para perempuan suku bangsa Drung tidak terancam oleh suku minoritas lainnya sekarang ini, mereka tetap mempertahankan kebiasaan rajah mereka dan hal itu merupakan simbul kedewasaan dari para perempuan suku bangsa Drung. Sementara dalam suku bangsa Dai, merajah juga merupakan sebuah kebiasaan kuno mereka dan masih dapat ditemukan pada beberapa desa di pedalaman wilayah suku bangsa itu atau Anda dapat melihatnya pada suku bangsa Dai yang telah berusia lanjut. Para lelaki serta perempuannya dirajah berdasarkan adat kebiasaan suku bangsa Dai. Untuk lelakinya dirajah pada bagian otot yang kuat dan perempuannya pada bagian belakang tangan, lengan atau diantara alis.Pada masa lalu anak-anak suku Dai menggambari tubuh mereka dengan lubang-lubang kecil ketika mereka berusia 5 atau 6 tahun yang dikatakan sebagai usia terbaik. Kemudian mereka dirajah pada usia 14 atau 15 tahun sebagai simbul mencapai kedewasaan.Tidak ada gambar tertentu pada rajah suku Dai, kebanyakan bergambar macan atau dragon yang digambar dengan cairan tanaman yang berwarna hitam. Orang-orang suku bangsa Dai memiliki sejarah rajah. Pada jaman kuno, mereka tinggal dipinggir sungai dan sering diserang oleh mahluk asing. Kemudian mereka mengetahui bahwa warna hitam tubuh dapat mengusir mahluk tersebut dan mereka mulai merajah tubuh mereka untuk melidungi diri mereka dari serangan tersebut. Waktu berlalu, kebiasaan merajah kehilangan fungsi aslinya dan telah menjadi simbul dari keberanian dan ketangkasan dari para lelaki dan kecantikan bagi para perempuannya. Sekarang rajah digambarkan pada bagian belakang tangan dalam bentuk bunga bersegi delapan serta sebuah titik rajah diantara alis mata dari para gadis yang melambangkan kecantikan mereka. Dengan rajah ini mereka dapat mengenali dengan mudah teman-teman satu suku mereka bahkan ketika mereka tidak memakai pakaian minoritas mereka.........
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. java_stones - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger